spot_img
8.1 C
London
spot_img
BerandaMNewsianaEvaluasi Penguatan P5 Pada Kurikulum Merdeka, Ternyata ini Tantangannya

Evaluasi Penguatan P5 Pada Kurikulum Merdeka, Ternyata ini Tantangannya

Oleh : Restu Aulia, S.Pdi
Guru PAI SMPN 2 Pasir Belengkong

Kurikulum merdeka yang mulai diterapkan sejak tahun 2022. BERDASARKAN DATA Kemdikbud saat ini telah diimplementasikan oleh 308.652 lembaga pendidikan dari tingkat PAUD/TK/KB hingga SMA sederajat.

Implementasi lembaga pendidikan pada kurikulum ini bervariasi, terdapat lembaga yang masuk dalam tahap awal, berkembang, siap dan mahir, seluruhnya bergantung pada kesiapan lembaga.

Banyak panduan yang telah disusun dan dapat diakses secara umum di website resmi kemdikbud, namun masing-masing lembaga memiliki kemampuan yang berbeda dalam implementasinya.

Spirit kurikulum merdeka berorientasi pada implementasi profil pelajar Pancasila. Dari tujuan ini, disusulah proses pembelajaran berbasis projek yang dinamai dengan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

Profil pelajar Pancasila merupakan karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila dan ekstrakurikuler.

Kurikulum Merdeka dipahami sebagai kebebasan guru mengajar untuk mengembangkan keterampilan pengajaran agar tercapainya peserta didik yang berpikir kritis, mandiri. Diantaranya pengembangan literasi (membaca dan menulis) menjadi projek.

P5 difokuskan pada proses pembelajaran berbasis projek yakni pembelajaran yang memaksimalkan pendekatan kelas yang dinamis dimana setiap peserta didik dapat secara aktif mengekplorasi masalah dan tantangan yang mereka lihat di dunia nyata untuk kemudian dicari solusi dengan cara yang beragam untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam.

Untuk menemukan solusi atas permasalahan yang sedang dikaji maka P5 memberi ruang lebih untuk menggunakan berbagai lintas disiplin ilmu sebagai sumber referensi. Nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan: (1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) Bergotong royong; (4) Kreatif; (5) Bernalar kritis; dan (6) Mandiri.

Melihat kemampuan lembaga pendidikan yang berbeda, tentu dalam implementasinya ditemukan berbagai tantangan. Di antara nya : sebagai Guru masih kurangnya memahami pelaksanaannya. Kedua, Serta belum maksimal untuk arahannya, karena perlu belajar untuk memahami. Paling tidak 3 kali dalam pelaksanaan. Harus ada kesadaran dari peserta didik.

Dan belum ada refleksi dan evaluasi P5 dari pelaksanaan kegiatannya dari apa yang dicapai untuk menutupi kekurangannya. Perangkat administrasi : sangat terpaku denga modul yang diberikan hanya pelaksanaannya belum sesuai dengan modul tapi belum dilaksanakn dengan baik. Rumusan Program : temukan, bayangkan, lakukan  di akhir bagikan

Berdasarkan hal tersebut jika melihat pada konsep sederhana sebuah perencanaan pendidikan, maka penerapan Kurikulum merdeka pada lembaga pendidikan di berbagai tingkatan perlu dilakukan evaluasi dalam implementasinya secara berkala dan berkelanjutan.

Menurutnya hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas implementasinya sehingga kendala dan tantangan dalam prosesnya dapat diminimalisir agar proses mencapai tujuan dapat berjalan maksimal dan harapannya kualitas pendidikan terus meningkat baik proses maupun outputnya

spot_img

latest articles

explore more

2 KOMENTAR

  1. Alenia 2; sekolah yg menerapkan kurikulum merdeka sdh baku terbagi menjadi 3, mandiri belajar, mandiri berubah n mandiri berbagi
    Alenia terakhir; menurutnya? Menurut siapa, krg jelas. Ini artikel/berita/opini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini