Isu Terorisme Menjadi Perhatian Organisasi Islam. Badko HMI Kaltimtara Berdiskusi Terorisme Zaman Now

M-NEWS.ID, SAMARINDA – Masih segar dalam ingatan kita aksi terorisme yang terjadi di beberapa kota di Indonesia pada waktu yang lalu, dimana teror tersebut membunuh puluhan orang tak berdosa, menghancurkan gereja hingga markas kepolisian.

Banyak pihak mengutuknya, bahkan yang lebih miris pelakunya satu keluarga, terdiri dari suami istri dan empat orang anaknya yang masih kecil.

Perhatian kembali di tunjukan banyak pihak terhadap persoalan Terorisme di Indonesia. Salah satunya, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Kaltim Kaltara (Badko HMI Kaltim-Tara) yang mengadakan Diskusi Publik bertajuk ‘Terorisme Zaman Now’ yang dilaksanakan di Graha KAHMI Kalimantan Timur, Jum’at (08/06/2018).

Narasumber yang hadir Lea Nando mewakili Komandan Korem 091 ASN Kalimantan Timur, menuturkan terorisme sudah menjadi perang terbuka bukan lagi bahaya laten. Dimana, fakta aksi terorisme eskalasinya terus meningkat hingga 200 kasus sejak 2010 hingga sekarang.

“Perlu sinergis seluruh komponan untuk melawan para terorisme, mereka orang orang terlatih yang sebagian besar punya kepiawaian merakit bom,” ungkapnya.

TNI sebagai komponen yang di perintahkan oleh Undang Undang Terorisme yang baru, lanjut ia, akan berupaya secara maksimal mengamankan wilayah NKRI.

“Bahkan dengan keterbatasan yang ada, TNI siap turun ke daerah daerah terpencil untuk melakukan upaya Deradikalisasi, tentu kita akan maksimalkan struktur kita di tingkat kecamatan hingga desa,” tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Intelektual Korp Alumni HMI (KAHMI) Husni Labib memaparkan tentang adanya ayat-ayat perang di dalam teks suci yang dia tenggarai menjadi dasar dari serangkaian aksi teror.

“Namun biasanya, sebabnya komplek tidak tunggal. Dimana, motif para pelaku dalam aksinya bisa karena faktor frustasi melihat berbagai kondisi yang tidak sesuai dengan pemikirannya,” katanya.

Dalam paparannya juga, umat memang di ajarkan metode kapan harus bertahan dan kapan harus menyerang, sehingga tidak serampangan dalam menafsirkan hukum-hukum.

Pasalnya, banyak pula pesan-pesan yang mendorong umat untuk saling toleransi, hidup rukun, saling mengenal antara satu dengan yang lain hingga menjaga kedamaian. Karena keadaan damai sudah menjadi prasyarat mencapai kemajuan.

“Pada dimensi pribadi, kita harus kembali memupuk rasa cinta dalam diri, cinta antar sesama. Dengan cinta yang sungguh-sungguh, kita hidup akan lebih indah,” ujarnya.

Ketua Umum Badko HMI Kaltim-Tara Erlyando Saputra mengingatkan, bahwa terorisme sudah seharusnya menjadi musuh bersama dan dia berharap tidak di politisasi untuk kepentingan politik elektoral. (esa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.